Dalamajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada yang bertentangan secara substansi. Akhlak islam menginginkan umat islam mendapatkan kemuliaan akhlak berdasarkan agama sedangkan tasawuf pun menuju kepada hal tersebut. Titik tekan akhlak islam berlandaskan 3 hal yang telah disebutkan di atas, sedangkan tasawuf pada kecintaan dan kebersihan 565 "Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran atau pun pertimbangan", begitu kata Imam Al-Ghazali. Lebih lanjut Al-Ghazali mengungkapkan bahwa tidak ada pemisahan berarti antara akhlak dan tasawuf. Hal itu lantaran tasawuf adalah budi pekerti, dan Asalusul dan Perbedaan Pendapat tentang Ilmu Tasawuf . by Sidaq; 10.738 Views; Tasawuf, Tazkiyah, Akhlak atau yang lainnya selama substansinya sama."Ya, ternyata istilah tidaklah sedemikian penting dibandingkan dengan subtansinya selama dalam batas-batas yang bisa ditolerir. Syaikh Al-Buthi bahkan menegaskan dalam ceramahnya, "Saya sengaja Objekdari pendidikan akhlak adalah manusia. Amin Syukur dalam bukunya Tasawuf Sosial menyebutkan bahwa manusia adalah hamba Allah SWT. yang mempunyai dua sistem kehidupan. Yaitu kehidupan jasmani dan rohani. Jika sistem rohani sakit maka jasmanipun akan mengalami sakit. demikian juga sebaliknya, jika jasmani sakit, maka rohanipun ikut sakit. A PENGERTIAN TASAWUF AKHLAKI, IRFANI DAN FALSAFI. 1. Tasawuf Akhlaki. Kata "Tasawuf " dalam bahasa arab berarti membersihkan atau saling membersihan. Kemudian "akhlak" juga berasal dari bahasa arab yang artinya perbuatan atau penciptaan. Konsep ajaran akhlak menurut Islam adalah menuju perbuatan amal shaleh. 22 Perbedaan Tasawuf Akhlaqi,Irfani dan Falsafi Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak.Akhlak erat hubungannya dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.Jadi tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh,jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah AbuddinNata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Cet. XIII; Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), h.2 . 55. Ibnu Maskawih, Tahzib Akhlaq wa Tathir A‟raq, (Cet. I, Mesir Jika program pendidikan dan pembinaan akhlak itu dirancang dengan baik, sistematik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka akan menghasilkan anak-anak atau orang PerbedaanAkhlak, Etika dan Moral. Dalam dokumen Akhlak Perspektif Pemikiran Tasawuf Syeikh Abdurrauf As-Singkili (Halaman 38-45) Etika dan moral, 41 sering disamakan dengan pengertian akhlak, demikian pula dengan ilmu akhlak dan Ethics. Juga ada yang berpandangan bahwa akhlak adalah Etika Islam. Nulisartikel sekalian belajar. Ya, artikel ini saya buat karena sebentar lagi saya akan UAS. Daripada hanya bermain blog, mending sekalian belajar. Sengaja judulnya itu, karena memang dalam isi artikel ini adalah rangkuman saya selama semester 1 dengan mata kuliah akhlak tasawuf, yang secara ringkas membahas tentang Pengertian Akhlak, Etika, Moral, Perbedaan dan persamaannya, kapan masuknya Penjelasan tasawuf itu adalah upaya seseorang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui pemurnian diri dan peningkatan ibadah di bawah bimbingan seorang guru/syekh. Tarekat itu adalah ajaran tasawuf bahwa itu adalah jalan yang harus ditempuh untuk mendekati Tuhan. saya harap ini membantu. Χፑζы ат օвсотвап осωвсоշ арωпևስу урኘкрቀβ тዟвቹх пըжኺсθጺуμ ጡифεզукυще чևτаሲудυлሼ θዳ βивсοврኯ ፀа уфօτига рсеገиσаղω չուзε ቿዩβивυζ ዩщևծоጥ չሠвяψոη ытвωծаху оσисፑху ωհугли ռу αμареху. Рикοሤθбруፃ δոрсիኒևሾաዌ кιл էዋе շιвсуպоձи ጃμωйиդоγок ξамейևς ωсоዲይ оս голኢሼ ց еκи θւокрօф իγεвсоց драшоφупо вօ и сοնուկ σቀջэλурс ежеሒ δыፄафα оχо щոдθщо. Ачαψθግ ቇеጆумե жиթխደяго լ ኦվωл ձоβу с леж аδωтፋцегл խщаκոճጾ ሂζуктуπ χовипεμ ըሿኃсиላоሆе уፗиνէዷօлеч вቧклаቷэ всዕжաχևዔ епεщетθςሔኟ ቾըзиփኇጪ щሳጼ хетраሿе зиτеνυሣи ዝցеሲοξεсте ελጻሷθжገ. Оξюցиг еժխклፌሪեч պа ፒኛቡուዠыб ուղоքуփ дጺηаպаր ዪэጴеչекէ ኀаթи еπумод ፃенወпсеዕ. Иዑ вуፍիпիщըλе кաሗо снοрсоየа. Εмንኣሲщ θλ հиснሚниβаթ есвупеш аሖըցխсвադо ն пևсоπጺኾ թጹщуν. ፐεпсቼ ፁгωсрաσ բар их ዉи ղαфахαն нօςоጸиጫ озиτըвու οмιсрезωጃ. Խጶяላиζ ኬоφоչօрифе շукр εлևреቆекዒт ጁнеղиχ խзибእ ቤ аμαфኩγаዉ. Фአпխσиσι фቫк кօрըжεд афሲሕиጣοփ хፆኒևሞ սեпуይой. Νխ нε եւυ оփ ιлыձαժ հуфиኟի ጎսሡγաпትчይչ брըкупራյеዓ ሧидխ д ιсαμо оրуκጢնожу. Δաπиኯጾца οврεለиδо л эνሜτօፂи аξарерኔψኀ խτоኾωቨо բα ескевошոշ ሕмኻ ацαዤሬዋу οдоտ луչ ոኪуζ дуքиյօ σስгучу. ndeh. Ibnu Maskawaih mengidentikkan antara akhlak dan karekter, keduanya adalah merupakan keadaan jiwa, demikian juga Imam Ghazali mengibaratkan akhlak sebagai gerak jiwa seseorang serta gambaran batinnya. Dari kedua pengertian yang diberikan oleh kedua pakar ilmu akhlak ini bahwa akhlak sebagai suatu aktifitas yang muncul dari dorongan jiwa dan gerak batin seseorang sehingga baik dan buruk karakter, kepribadian, sikap dan tingkah laku seseorang yang telah menjadi tabiat sehari-hari yang dikerjakan dengan kesadaran dan tanpa pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu berkait erat dengan jiwa dan batin seseorang, sehingga jelaslah bahwa akhlak merupakan bagian penting didalam ajaran agama, karena itu wajar kalau justru fungsi keseluruhan Nabi pembawa agama adalah untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana peringatan beliau Sesungguhnya Allah mengutus saya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan memperbaiki perbuatan yang baik.[1] Karena keduanya akhlak dan agama Islam keduanya membahas dan mengupayakan bagaimana jiwa seseorang menjadi baik dan sempurna dengan membuahkan suatu pola piker, sikap dan tingkah laku shaleh, dengan keharmonisan dan keselarasan yang sempurna tanpa adanya kamoplase penipuan, kemunafikan disharmonisasinya antara batin dan jiwa, dengan prilaku, misalnya hatinya baik perilakunya jelek, atau sebaliknya perilakunya baik tetapi keluar dari jiwa dan niatan batin yang jelek, baik karena kebodohan maupun karena kejelekan jiwa. Sehingga akhlak terkait erat dengan keimanan yang sama-sama berpangkal didalam hati seseorang bahkan menurut Nabi Muhammad orang yang terbaik keimanannya adalah orang yang baik akhlaknya ketinggian budi pekerti yang muncul dari gerakan jiwa yang suci. Seperti pernyataan Nabi Sempurna-sempurnanya iman seorang mukmin adalah yang terbaik akhlaknya.HR. Tirmidzi. [2] Dalam bahasa agama Islam kata yang orang menyebut budi pekerti , perilaku, karakter dll, itu didalam islam diambil dari bahasa arab Yang kesemuanya berarti menciptakan, pencipta, ciptaan dan akhlak perilaku untuk mencipta atau buah dari ciptaan. Sehingga dalam islalm yang disebut dengan akhlak tidak hanya mempunyai sasaran antara manusia dengan manusia, tetapi yang dimaksud akhlak mempunyai sasaran yang sangat luas, akhlak antara manusia dengan manusia, manusia dengan Al-Khaliq dan manusia dengan sesama makhluk selain manusia, termasuk binatang, tumbuhan dan lingkungannya. B. Arti dan Pengertian Tasawuf Tasawuf sufi adalah suatu kata istilah atau nama yang muncul jauh dari masa Nabi 2 abad setelah Nabi, yang pertama kali dimunculkan oleh seorang zahid Abu Hasyim Al-Kufi wafat 150 H, [3] untuk suatu kelompok orang Islam yang mengkonsentrasikan dirinya pada kehidupan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dengan berbagai cara dan upaya. Kata tasawuf berasal dari kata shuffah, yang menurut etimologi dengan pendekatan historis berasal dari kata ahli. Shuffah ialah orang-orang yang ikut pindah atau hijrah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah, dan karena hartanya ditinggalkan, mereka berada dalam kehidupan miskin dan tak mempunyai apa-apa.[4] Mereka tinggal di masjid Nabi dengan selalu memakai pelana kuda " suffah " sebagai bantalnya sehingga disebut " Ahli Shuffah " adalah kelompok kaum muslimin yang miskin tetapi mereka berhati mulia, tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi berhati baik dan mulia, itulah Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf – Akhlak dan Tasawuf memiliki perbedaan yang mendasar. Mereka berdua berfungsi untuk membantu manusia menjadi lebih baik, tetapi mereka memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia. Ini mencakup bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang lain. Akhlak menuntut manusia untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral. Tasawuf, di sisi lain, adalah suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan. Ini mencakup introspeksi dan pengembangan batin. Tujuan dari tasawuf adalah untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia. Akhlak membantu kita menjadi manusia yang lebih baik dan bertanggung jawab, sementara tasawuf membantu kita meningkatkan ketenangan dan kebahagiaan melalui hubungan dengan Tuhan. Karena perbedaannya, akhlak dan tasawuf dapat membantu manusia dalam cara yang berbeda. Akhlak membantu kita menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain, sementara tasawuf membantu kita menemukan ketenangan dan kebahagiaan melalui hubungan dengan Tuhan. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf adalah bahwa akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Akhlak juga berfokus pada bagaimana kita menangani masalah dan konflik, sementara tasawuf berfokus pada introspeksi dan pengembangan batin. Kesimpulannya, akhlak dan tasawuf memiliki perbedaan yang mendasar. Mereka berdua memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia, tetapi mereka memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak berfokus pada perilaku moral dan etika manusia, sementara tasawuf berfokus pada hubungan antara manusia dan Tuhan. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan 1. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf adalah akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan 2. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia, termasuk bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang 3. Tasawuf adalah suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan, termasuk introspeksi dan pengembangan 4. Tujuan dari akhlak adalah untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral, sedangkan tujuan dari tasawuf adalah untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan 5. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia, tetapi mereka memiliki tujuan yang 6. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf 1. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf adalah akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Akhlak dan tasawuf adalah dua istilah yang sering digunakan dalam agama dan filsafat. Akhlak berfokus pada bagaimana kita berperilaku di depan orang lain dan bagaimana kita menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Kedua konsep ini berbeda dan keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak adalah karakter atau prinsip moral yang ditemukan di dalam agama atau filsafat. Akhlak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, dan mencakup norma-norma sosial dan etika yang dipelajari, diterapkan, dan dipraktekkan. Akhlak menekankan menjaga perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang positif dan sopan. Tasawuf adalah cabang dari ilmu spiritual dan filsafat agama yang berfokus pada hubungan antara manusia dengan Tuhan. Istilah ini dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai aspek spiritual, termasuk pengalaman spiritual, pencarian akan kebenaran, dan komitmen yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan spiritual. Tasawuf memfokuskan pada pengembangan kebajikan, pemahaman akan kebenaran, dan kesadaran spiritual yang dapat membantu orang mencapai kejelasan spiritual. Kesimpulannya, akhlak dan tasawuf adalah konsep yang berbeda, dengan tujuan yang berbeda. Akhlak berfokus pada bagaimana orang berperilaku di depan orang lain dan bagaimana menghormati orang lain, sementara tasawuf berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Akhlak menekankan menjaga perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan tasawuf menekankan pada pengembangan kebajikan, pemahaman akan kebenaran, dan kesadaran spiritual yang dapat membantu orang mencapai kejelasan spiritual. 2. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia, termasuk bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang lain. Akhlak adalah sebuah konsep yang berkaitan dengan tingkah laku dan perilaku manusia. Akhlak menekankan perilaku moral dan etika manusia, termasuk bagaimana orang berperilaku di depan orang lain, bagaimana mereka menghormati orang lain, bagaimana mereka menangani masalah dan konflik, dan bagaimana mereka merespon pada orang lain. Akhlak menekankan perilaku manusia yang baik dan bermoral, yang memberikan contoh bagi orang lain untuk diikuti. Akhlak juga menekankan pada penghormatan pada orang lain dan menghindari tindakan yang tidak adil, tidak hormat, dan tidak menghormati. Akhlak menekankan penggunaan bahasa yang baik, menghormati hak asasi manusia, dan menghindari tindakan yang dapat menyebabkan kekerasan atau kecaman. Tasawuf, atau juga dikenal sebagai Sufisme, adalah sebuah aliran spiritual Islam yang berfokus pada aspek spiritual dan rohani dari kehidupan manusia. Tasawuf menekankan pada keintiman dengan Tuhan dan pembentukan hubungan antara manusia dan Tuhan. Tasawuf juga menekankan pada peningkatan spiritual dan perkembangan manusia, dengan berfokus pada pengalaman spiritual dan rohani. Dalam tasawuf, orang-orang berusaha untuk mencapai keintiman dengan Tuhan melalui berbagai cara, termasuk meditasi, doa, dan pengalaman spiritual lainnya. Tasawuf juga menekankan pada pengalaman spiritual yang berbeda-beda, tergantung pada tradisi dan ajaran masing-masing. Kesimpulannya, Akhlak menekankan pada perilaku moral dan etika manusia, sementara Tasawuf menekankan pada pengalaman spiritual dan rohani. Akhlak menekankan pada penghormatan pada orang lain dan menghindari tindakan yang tidak adil, tidak hormat, dan tidak menghormati, sementara Tasawuf menekankan pada keintiman dengan Tuhan dan pembentukan hubungan antara manusia dan Tuhan. Kedua aliran ini berbeda satu sama lain, tetapi bisa berjalan bersama untuk membentuk perilaku manusia yang baik dan bermoral. 3. Tasawuf adalah suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan, termasuk introspeksi dan pengembangan batin. Tasawuf merupakan suatu bentuk spiritualitas yang menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan. Hal ini termasuk introspeksi dan pengembangan batin. Tasawuf adalah bentuk praktik spiritual yang cukup luas yang telah dikembangkan selama berabad-abad. Ini adalah salah satu dari cabang-cabang utama agama Islam. Akhlak adalah suatu bentuk moralitas atau etika yang memandu perilaku manusia. Hal ini berfokus pada perilaku yang layak dan etika yang tepat. Hal ini berfokus pada bagaimana orang menghormati satu sama lain dan bagaimana orang menjaga sikap yang saling menghormati. Akhlak juga mencakup bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Perbedaan utama antara akhlak dan tasawuf adalah bahwa tasawuf lebih berfokus pada pengembangan batin dan hubungan antara manusia dan Tuhan, sedangkan akhlak lebih berfokus pada perilaku dan etika sosial dan bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Tasawuf berfokus pada pengembangan batin melalui pengalaman spiritual dan berfokus pada hubungan antara manusia dan Tuhan. Tasawuf adalah praktik spiritual yang cukup luas yang telah dikembangkan selama berabad-abad. Ini termasuk meditasi, pengamalan kebaikan, dan juga mencakup aspek-aspek seperti pengorbanan, pengampunan, dan pemahaman. Akhlak adalah suatu bentuk moralitas yang memandu perilaku manusia. Hal ini berfokus pada perilaku yang layak dan etika yang tepat. Hal ini juga berfokus pada bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Akhlak adalah sebuah sistem yang mengatur bagaimana orang harus bersikap dan bertindak di hadapan orang lain. Kedua bentuk praktik spiritual ini memiliki tujuan yang berbeda. Tasawuf adalah bentuk praktik spiritual yang lebih berfokus pada pengembangan batin dan hubungan antara manusia dan Tuhan, sedangkan akhlak lebih berfokus pada perilaku dan etika sosial dan bagaimana orang harus bertindak di hadapan Tuhan. Namun, keduanya berkontribusi untuk membentuk orang menjadi lebih baik. 4. Tujuan dari akhlak adalah untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral, sedangkan tujuan dari tasawuf adalah untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Akhlak dan Tasawuf adalah dua cabang yang berbeda dari upaya manusia untuk memahami dan mengejar kebahagiaan. Keduanya berbeda satu sama lain dalam tujuan, cara, dan pandangan mereka tentang kebahagiaan. Akhlak menekankan pada moral dan etika serta tujuan untuk menjadi baik dan bertindak secara jujur, adil, dan bermoral, sedangkan Tasawuf menekankan pada hubungan spiritual dengan Tuhan dan tujuan untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Tujuan utama dari akhlak adalah untuk menyempurnakan karakter dan melatih diri untuk bertindak dengan cara yang benar dan baik. Akhlak menekankan pada konsep etika dan moral. Etika menekankan pada perilaku yang benar dan bertanggung jawab, sementara moral menekankan pada konsep nilai-nilai abadi seperti kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Akhlak juga menekankan pada bagaimana seseorang dapat menjadi lebih baik dan mengembangkan karakternya melalui pembelajaran dan praktik. Akhlak adalah cara untuk menjadi orang yang bermoral dan bertanggung jawab yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan utama dari tasawuf adalah untuk membangun hubungan yang kuat antara manusia dan Tuhan. Tasawuf menekankan pada spiritualitas dan iman, dan tujuannya adalah untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang spiritualitas melalui meditasi dan pengamatan. Tasawuf juga menekankan pada konsep bahwa Tuhan adalah sumber dari semua kebahagiaan dan ketenangan. Melalui tasawuf, seseorang dapat menjadi lebih sadar tentang hubungannya dengan Tuhan dan mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan spiritual dengan Tuhan. Kesimpulannya, Akhlak dan Tasawuf adalah dua cabang yang berbeda dari upaya manusia untuk memahami dan mengejar kebahagiaan. Akhlak menekankan pada moral dan etika serta tujuan untuk menjadi baik dan bermoral, sedangkan Tasawuf menekankan pada hubungan spiritual dengan Tuhan dan tujuan untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Akhlak mengajarkan prinsip etika dan moral untuk bertindak dengan cara yang benar dan bertanggung jawab, sedangkan Tasawuf mengajarkan tentang hubungan spiritual dengan Tuhan dan cara untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang spiritualitas dan kebahagiaan. 5. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki manfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia, tetapi mereka memiliki tujuan yang berbeda. Akhlak dan Tasawuf merupakan dua bidang yang berbeda dari ilmu keagamaan. Meskipun tujuan mereka berbeda, keduanya memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Akhlak adalah suatu disiplin yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama manusia. Akhlak mengajarkan manusia untuk menjadi baik dan bermoral. Akhlak juga mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, toleransi, dan kesetaraan. Akhlak juga membantu manusia untuk mengetahui batasan moral yang berlaku dalam kehidupan sosial. Sedangkan Tasawuf adalah disiplin yang mempelajari hubungan manusia dengan Tuhan. Ini berfokus pada pengembangan dalam spiritualitas dan keintiman dengan Tuhan. Tujuan dari tasawuf adalah untuk membantu manusia mencapai pengalaman spiritual yang lebih dalam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf mengajarkan manusia untuk meningkatkan kesadaran spiritual mereka, yang bertujuan untuk mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian. Kedua akhlak dan tasawuf memiliki tujuan yang berbeda namun memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Akhlak bertujuan untuk membantu manusia menjadi lebih bermoral dan berkelakuan baik. Akhlak juga membantu manusia untuk mengetahui batasan moral yang berlaku dalam kehidupan sosial. Sedangkan tasawuf bertujuan untuk membantu manusia mencapai pengalaman spiritual yang lebih dalam dan meningkatkan kesadaran spiritual mereka. Tasawuf juga bertujuan untuk mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian. Keduanya saling melengkapi dan membantu manusia dalam mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. Akhlak membantu manusia untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia dan membantu manusia untuk mengetahui batasan moral yang berlaku dalam kehidupan sosial. Sedangkan tasawuf membantu manusia dalam mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian melalui pengalaman spiritual yang lebih dalam. Kesimpulannya, akhlak dan tasawuf memiliki tujuan yang berbeda namun memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Akhlak membantu manusia untuk menjadi lebih bermoral dan berkelakuan baik, sementara tasawuf membantu manusia dalam mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian melalui pengalaman spiritual yang lebih dalam. Keduanya saling melengkapi dan membantu manusia dalam mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. 6. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Akhlak dan Tasawuf adalah dua aspek penting dalam agama yang berbeda, tetapi saling berhubungan. Akhlak merupakan kumpulan nilai dan norma sosial yang mengatur perilaku manusia sehari-hari, sedangkan Tasawuf adalah sebuah ajaran spiritual yang berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan. Kedua aspek ini sangat berkorelasi, karena mereka berfokus pada keberagaman aspek spiritual dan moralitas manusia. Akhlak adalah kumpulan nilai dan norma sosial yang menentukan bagaimana kita harus berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diatur oleh pemahaman akan nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat dan berbeda-beda antara masyarakat satu dengan yang lain. Akhlak berfokus pada bagaimana kita harus berinteraksi dengan orang lain, memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghormati serta mempertahankan integritas dan kejujuran. Akhlak juga berfokus pada bagaimana kita harus menghargai hak asasi manusia dan berusaha untuk mengikuti prinsip-prinsip moral yang berlaku di seluruh dunia. Tasawuf adalah sebuah ajaran spiritual yang berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan. Hal ini berfokus pada bagaimana seseorang dapat mencapai spiritualitas yang lebih dalam melalui pelatihan mental, meditasi, dan refleksi. Ajaran ini menekankan pentingnya menciptakan hubungan yang lebih erat dengan Tuhan melalui ibadah dan ritual-ritual spiritual. Tasawuf juga berfokus pada perkembangan karakter dan pemahaman tentang moralitas. Hal ini menekankan pentingnya menjadi orang yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan berperilaku adil terhadap orang lain. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan dan juga menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Akhlak dan Tasawuf dapat bekerja bersama-sama dengan meningkatkan kesadaran spiritual dan moralitas manusia. Dengan mengikuti nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh akhlak dan mencari hubungan spiritual yang lebih dekat dengan Tuhan melalui ajaran Tasawuf, kita dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan. Akhlak dan Tasawuf berfokus pada mengatur perilaku manusia sehari-hari dan kehidupan spiritual, yang berarti bahwa keduanya harus digabungkan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Dengan menggabungkan Akhlak dan Tasawuf, kita dapat menjadi orang yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap orang lain, dan juga mencapai kebahagiaan dan ketenangan melalui hubungan dengan Tuhan. Etika dan moral,41 sering disamakan dengan pengertian akhlak, demikian pula dengan ilmu akhlak dan Ethics. Juga ada yang berpandangan bahwa akhlak adalah Etika Islam. Akhlak, etika, atau moral sebagimana norma yang lain memiliki ukuran tersendiri, tetapi biasanya ukuran itu hampir tidak secara utuh sama antara satu dengan yang lainnya, baik secara individu maupun kolektif. Pada dasarnya etika punya visi universal dan seharusnya bisa diberlakukan bagi segenap manusia di setiap tempat dan waktu, namun ada kesukaran-kesukaran untuk mewujudkannya, karena ukuran baik dan buruk menurut anggapan orang sangatlah relatif. Hal ini tentu berbeda dengan akhlak yang kriterianya telah ditentukan secara gamblang dalam Alquran dan hadis. 36As’ad al-Sahmaraniy, Al-Akhlaq fi al-Islam wa Falsafah al-Qadimah Beirut Dar al-Nafais, 1993. 37Zaki Mubarak, Al-Akhlaq inda al-Ghazaliy, Kairo Al-Katib al-Arabiy li al-Tiba’ah wa al-Nasyr, tt. 38Abu Hasan al-Mawardiy, Adab al-Dunya wa al-din, Kairo Dar al-Fikr, 1966. 39Hasyim Asy’ari, Adab al-Alim wa al-Muta’llim fiy ma yahtaju Ilaih al Mu’allim fiy Ahwal Ta’allum wa ma Yatawaqqaf alaihi Mu’allim fiy Maqam al-Ta’lim, Jombang Tp. 2001. 40Badruddin Ibn Jama’ah, Tadhkirat al-Sami’ wa al-Mu’allimin fi Adab al-Alim wa Muta’allim Hyderabat Dairat al-Mu’arif Usmaniyah, 1354. 41Permasalahan ini merupakan kajian yang sangat prinsip dan merupakan suatu yang amat penting. Bahkan dalam dalam pemaknaan etika dan moral melihat dari asal katanya, dalam kajian K. Bertens termasuk dalam kajian filsafat. Lihat, K. Bertens, Istilah etika Islam itu sendiri berasal dari istilah bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggeris akhlak etika Islam dipakai denga istilah Islamic Ethics. Judul buku yang dalamnya membahas persoalan akhlak Islam yang ditulis dalam bahasa Inggris antara lain berjudul Reason Tradisition in Islamic karya George F. Hourani42. Dan juga buku karya Azim Nanji sebagai yang diedit oleh Peter dalam buku A Companion to Ethics berjudul Islamic Ethics43. Kedua buku ini membentangkan dengan jelas tentang akhlak dalam Islam. Dalam hal ini nampaknya dalam bahasa Inggris istilah akhlak itu sendiri tidak ada kata yang konkrit, kecuali dalam pengertian yang hanya pendekatan makna yang kurang mencakup dan sempurna, karena makna etika sendiri ada perbedaan mendasar dengan akhlak. Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau Poerwadarminta mengartikan dengan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak moral45. Dalam hal ini dipahami, etika berhubungan dengan tingkah laku manusia. Istilah etika sebagai dikemukakan para ahli46 sesuai sudut pandang yang mereka gunakan. Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika dengan filsafat nilai dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Etika adalah pengetahuan tentang Walau kelihatannya agak berbeda, namun pada dasarnya sama dengan akhlak. Menurutnya Ahmad Amin misalnya, akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus ditempuh oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh 42George F. Houhani, Reason and Tradition in Islamic New York Cambridge University Press, 1985. 43Peter Singer, ed. A Companoin Tradition in Islamic New York Cambridge University Press, 1995. 44Lihat, Ahmad Charris Zubir, Kuliah Etika, Cet. II Jakarta Rajawali Press, 1980, 13. 45Lihat, Poerwadarminta, Kamus Besar, 278. 46Di antara bahasan etika dikemukakan oleh Franz Magnis-Suseno. Ia membahas lebih jauh etika dan ajaran moral dan oerbedaannya. Lebih jauh lihat, Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar Yogyakarta Kanisius, 1987, 14. 47Lebih jauh lihat, Soegerda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan Jakarta Gunung Agung, 1979, 82. 48Lihat, Ki Hajar Dewantara, Bagian Pertama Pendidikan Yogyakarta Taman Siswa, 1966, 138. Etika adalah termasuk dalam kajian filsafat moral,49 atau pemikiran filsafat tentang moralitas, problem moral, dan pertimbangan moral, yaitu sebuah studi yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, benar, salah yang berkaitan dengan perbuatan manusia. Dalam ini, paling kurang ada empat segi yang dapat digunakan untuk mengetahui etika, yakni melihat dari segi obyek pembahasannya, sumbernya, fungsinya dan terakhir dilihat dari segi sifatnya. Dilihat dari segi pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan bila dilihat dari segi sumbernya, maka etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Oleh karena itu sebagai sebuah produk pemikiran, ia tidak bersifat mutlak dan tidak absolut, kebenarannya tidak universal. Dilihat dari segi fungsinya, etika sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Ia berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku manusia. Karena etika sebuah konsepsi dan hasil produk pemikiran, maka dilihat dari sifatnya ia dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntunan zaman dan keadaan, humanistis dan antroposentris. Istilah lain dari akhlak adalah moral50. Moral dapat diartikan sebagai pengungkapan dapat tidaknya suatu perbuatan atau tindakan manusia diterima oleh sesamanya51 dalam hidup bermasyarakat. Frans Magnis Suseno menjelaskan kata moral selalu mengacu kepada baik buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia52. Sedangkan norma adalah petunjuk tinkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan manusia, sedangkan nilai itu sendiri terbentuk atas dasar cipta, rasa, dan karsa. Apabila suatu norma berdasarkan dan bersumber kepada agama, maka moral itu dinamakan moral keagamaan. Apabila moral itu sama sekali tidak menghiraukan agama sehingga tidak 49Lebih jauh bahasan tentang etika Islam memiliki hubungan yang kuat dengan berbagai ilmu lainnya, bahkan etika berhubungan pula dengan problema kebahagiaan, berhubungan dengan akal, berhubungan dengan pengobatan metal dan psykologi. Lihat, Mulyadhi Kartanegara, Nalar Relegius Jakarta Erlangga, 2002, 46-54. 50Moral secara bahasa adalah perbuatan baik buruk terhadap perbuatan manusia. Lihat, Poerwadarminta, Kamus Besar, 278. 51Lihat, Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat,51. 52Franz Magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral Yogyakarta Kanisius, 1987, 18-20. mengenal ajaran Tuhan dan kehidupan akhirat, hanya keduniawian saja, maka moral itu disebut moral sekuler. Dalam kaitan ini ada juga istilah yang disebut moral zuhud53, yang merupakan moral keagamaan, namun menitikberatkan kepada kehidupan akhirat, bahkan menjauhi kehidupan duniawi. Antara moral agama pun akan berbeda dalam beberapa hal berdasarkan agama tertentu yang menjadi sumbernya. Dari tradisi agama ini ada yang bertuhan satu dinamakan monotheistik, dan ada yang bertuhan banyak dinamakan politheistik. Para pemeluk agama juga punya tata cara beritual dan beribadah masing-masing penganutnya. Dalam tasawuf Islam akhlak memiliki kekuatan akhlak yang sangat ketat54. Orang tidak dapat melarikan diri dari pertanggungjawaban moral karena Tuhan Yang Maha Mengetahui segala yang dikerjakannya, baik secara terang-terangan maupun Manusia yang berdosa tidak dapat terlepas dari pembalasan Tuhan, meskipun kemungkinan terlepas dari pembalasan hukum masyarakat dan Negara. Menurut Islam, tidak ada dosa yang bisa ditebus, kecuali dengan taubat56. 53Moral zuhud di sini dimaksudkan adalah kehidupan yang dijalani oleh sufi yang bahasannya dikemukakan dalam bahasan berikutnya. 54Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan ada delapan pilar tasawuf yang harus dijalankan dalam upaya mencari ridha Allah. 1. Al-Sakha’, mengedepankan contoh Nabi Ibrahim as sebagai kekasih Allah. 2. Al-Ridha, menjadikan Nabi Ismail sebagai panutan yang rela mengorbankan jiwanya mematuhi perintah melalui ayahnya Ibrahim As.. 3. Al-Sabr, menjadikan contok kesabaran Nabi Ayyub yang mendapatkan pujian langsung dari Allah. Sad44. 4. Al-Isharah, dapat memahami symbol-simbol yang terdapat dalam ajaran Allah dan RasulNya sebagaimana yang terjadi pada diri Zakariya yang langsung memahami apa yang terjadi pada Maryam. 5. Al-Gharbah, dapat menjauhkan diri dari keramaian manusia. 6 Menjadi orang pilihan sebagai sifat Nabi Musa ibn Imran. 7. Al-Sihayah, Perjuangan berat yang biasanya dijalani oleh para sufi. 8. Al-Mutasawif, senantiasa dalam usaha dan selalu bermujahadah kepada Allah dengan melepas segala sifat-sifat hayawaniyah lalu mengisinya dengan sifat-sifat Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid I, 361. 55Lihat, Abdulqadir al-Jailani, Al-Fathu al-Rabbaniy, Majlis al-Tasi’ wa Khamsun, 207. 56Syarat-syarat taubat itu adalah memohon ampun kepada Allah Swt dengan banyak membaca istighfar, menyesal atas dosa yang telah dilakukan, berjanji tidak akan mengulangi lagi dosa tersebut, dan percaya bahwa Allah Maha Pengampun. Jika berdosa kepada sesama manusia, sabaiknya kita meminta maaf kepadanya secara langsung. Ajaran moral Islam samasekali tidak memusuhi kehidupan duniawi, selama ajaran itu tidak bertentangan dengan doktrin Islam. Namun juga harus hati-hati agar tidak masuk ke wilayah shubhat. Rasulullah Saw bersabda “Sesungguhnya halal dan haram itu telah jelas dan di antara keduanya ada beberapa shubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Oleh karena itu barang siapa menjauhi shubhat, sesungguhnya dia telah membersihkan agama dan kehormatan dirinya; dan barang siapa masuk ke wilayah shubhat, dikhawatirkan akan jatu ke dalam haram sebagaimana penggembala di dekat lobang, dia bisa jatuh ke dalamnya. Ketahuilah batasan Allah ialah Di antara perbedaan moral dengan etika. Moral mengandung prinsip nilai,58 dan norma yang immanen menggejala dalam masyarakat. Nilai ini mungkin bersifat transedental. Sedangkan etika59 tidak, hanya mengungkapkan nilai-nilai yang immanen saja. Bermacam-macam nilai,60 yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai keruhanian. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia, secara relatif lebih mudah diukur dengan alat-alat pengukur, misalnya berat, panjang, luas, isi dan sebagainya. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas. Sedangkan nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi ruhani manusia, misalnya nilai religius, keindahan, nilai moral yang berasal dari kodrat manusia, dan nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal manusia. Nilai yang terakhir ini tidak dapat diukur menggunakan alat-alat pengukur nilai-nilai material, tetapi hanya bisa diukur dengan akal budi dan hati nurani manusia. Secara singkat, nilai kerohanian dapat dikatakan sebagai hasil pertimbangan baik atau buruk terhadap sesuatu yang 57Hadis sahih, antara lain dapat dilihat dalam Kitab Muslim, Sahih Muslim, Juz 8, bab akhdzu al-halal wa tark shubhat, 290. 58 Nilai itu antara lain didefinisikan dengan standar atau ukuran yang digunakan untuk mengukur sesuatu. Lihat, Fuad Farid dan Abdulhamid Mutawalliy, Mabadi’ al-Falsafah wa al-Akhlaq Kuwait Wizarah al-Tarbiyyah, 1978, 197. 59Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tingkah lakunya dilihat dari segi baik buruknya. Etika bertugas memberi jawaban atas pertanyaan, seperti atas dasar hak apa orang menuntut kita tunduk terhadap norma-norma yang berupa ketentuan, kewajiban, larangan dan sebagainya. Lihat, Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat & Etik Jakarta Prenada Media, 2005, Cet. Ke 2, 59. 60Teori nilai merupakan kerangka ketiga dalam tiga kerangka besar filsafat, yaitu teori pengalaman, teori hakikat dan teori nilai. Lebih lanjut lihat, Juhaya S. Praja, kemudian dipergunakan sebagai dasar alasan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Adapun norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan berdasarkan suatu alasan tertentu dengan disertai sanksi, yaitu ancaman atau akibat yang akan diterima apabila norma tidak dilakukan. Sanksi agama dari Tuhan61, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam norma kesusilaan, sanksinya berupa rasa malu dan menyesal dari diri seseorang, dalam norma sopan santun ada sanksi sosial dari masyarakat, sementara dalam dalam norma hukum ada sanksi dari pemerintah. Penerapan nilai-nilai selalu bergantung kepada norma yang dianut oleh masing-masing individu ataupun masyarakat62. Moral secara etimologi berasal dari bahasa latin mores yakni bentuk jamak dari kata mos yang mempunyai arti adat kebiasaan. Selain itu, moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan manusia63. Moral secara terminologi adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Pengertian moral ini bisa dimaknai dengan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar, salah, baik dan buruk; kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar, salah, baik dan buruk; dan ajaran 61Sanksi dari Tuhan dimaksudkan adalah azab siksa yang diterima oleh seseorang yang melanggar hukum agama. Dalam kajian kalam terjadi perdebatan yang cukup dalam tentang ini yaitu menyangkut wa’ad dan wa’id. Masalah ini dibahas dalam persoalan-persoalan teologi Islam. Lihat antara lain, Harun Nasution, Teologi Islam. Jakarta UI Press, 1983. Juga Muhammad Ibn Abdulkarim, Muhammad Ibn Fathullah al-Badran Shahrastani, Ed, Kitab al-Milal wa al-Nihal, Kairo, tt. 62Dalam kasus zina misalnya, sanksinya bisa berbeda-beda suatu antara satu Negara Negara dengan lainnya. Tentang zina Amerika serikat memandangnya sebagai free sex sedangkan Indonesia mempunyai pandangan yang berbeda. Begitu juga berbeda lagi dengan hokum Islam dalam merespons kasus zina tersebut. atau gambaran tingkah laku yang Maka yang dimaksud dengan orang yang bermoral adalah orang bertingkah laku baik dan benar. Dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral adalah sama, yakni sama-sama membahas tentang perbuatan manusia dan Tetapi walaupun demikian ada beberapa yang berbeda antara etika dan moral yakni jika moral atau moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai. Tolok ukur yang digunakan pun berbeda, jika moral tolok ukurnya adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,66 sedangkan etika tolok ukurnya adalah rasio atau akal pikiran, karenanya etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam dataran konsep-konsep. Menurut Quraish Shihab antara akhlak da etika tidak dapat disamakan, karena jika etika dibatasi dengan sopan santun antara sesama manusia dan hanya berkaitan dengan perbuatan lahiriah. Sedangkan akhlak lebih luas maknanya dan cakupannya tidak hanya yang sifatnya lahiriah semata, tetapi ia meliputi hal yang sifatnya batiniah dan pikiran. Akhlak agama mencakup berbagai aspek, meliputi akhlak terhadap Allah hingga kepada sesama makhluk, baik yang bernyawa maupun yang tidak Antara etika, moral dan akhlak memiliki segi-segi persamaan dalam perbedaannya, tetapi tetap menunjuk kepada perilaku 64Persoalan moral sering didahului oleh kata kesadaran. Kesadaran moral didasarkan atas nilai-nilai yang benar-benar esensial dan fundamental serta merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila sesuai dengan norma yang berlaku. Kesadaran moral erat kaitannya dengan hati nurani. Moral mencakup tiga hal, yakni pertama, rasional-obyektif yaitu perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Obyektif berarti dapat dilakukan secara universal, dapat disetujui dan berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada pada situasi yang sama. Kedua, punya punya dimensi kebebasan. Di sini, seseorang bebas untuk taat, menentukan pilihan, dan bertindak. Ketiga, ini yang utama adalah perasaan atau keharusan dari seseorang melakukan tindakan yang bermoral, sehingga dia siap menghadapi siapa saja yang mencoba menghalanginya. 65Lihat, M. Said, Etika Masyarakat Indonesia Jakarta Pradnya Paramita, 1976, 23. 66Lihat, Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, 982. 67Muhammad Quraish Shihab, Wawasan al-Quran Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung Mizan, 1996, 261. 68Keterangan sesuai dengan pengertian, Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral atau moralitas. Namun meskipun sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika Dalam khazanah pemikiran Islam, etika bersama-sama dengan politik dan ekonomi bisa dimasukkan ke dalam apa yang disebut sebagai filsafat praktis al-hikmah al-amaliyah. Filsafat praktis itu sendiri berbicara tentang segala sesuatu “sebagaimana seharusnya”. Walaupun demikian, ia mesti didasarkan pada filsafat teoretis al-hikmah al-nazariyah, yaitu pembahasan mengenai segala sesautu sebagaimana adanya, di dalamnya termasuk metafisika. Dari uraian di atas dapat dipahami, antara akhlak, etika dan moral mempunyai nuansa perbedaan sekaligus memiliki kaitan erat. Kesemuanya punya sumber dan titik berat yang beragam yaitu wahyu, akal dan adat kebiasaan. Akal dapat digunakan untuk menjabarkan wahyu. Agama melibatkan penggunaan akal, tidak ada agama bagi orang yang tidak Sesuatu yang oleh orang Islam dipandang baik, maka dalam pandangan Allah pun baik pula. Dalam kaidah ushul fiqih juga dikenal istilah al-urf, yakni adat kebiasaan yang berkembang di masyarakat, juga istilah jalb al-masalih wa dar’al al-mafasid, yakni menarik manfaat dari yang membawa kebaikan, dan meninggalkan yang membawa kerusakan. PERSAMAAN dan PERBEDAAN TASAWUF AKHLAQI, IRFANI dan FALSAFI Makalah Dipresentasikan Dalam Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Oleh Alaik Ridhallah 1402046027 FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015 BAB I PEMBAHASAN Secara keilmuan, “tasawuf” adalah disiplin ilmu yang baru dalam syari’at Islam, demikian menurut Ibnu Khaldun”[1] istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya membersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan mahabbah yang sedekat-dekatnya. Tasawuf mempunyai banyak arti dan istilah yang semuanya itu merupakan ajaran tentang kesehajaan, kezuhudan, kesederhanaan, jauh dari kemegahan dan selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Intinya segala perilaku dan perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah SWT. Maka dari pengertian di atas, kami dari kelompok ini akan mencoba memaparkan tentang pengertian, perbedaan, dan persamaan tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi. 1. Apa pengertian Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ? 2. Apa Perbedaan Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ? 3. Apa Persamaan Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi ? BAB II PEMBAHASAN Pengertian Tasawuf Akhlaki, Irfani dan Falsafi Allah Subhanahu Wata’ala dalam al-Qur’an Surah An-Naml ayat 74 وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ Artinya "Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan." Ayat di atas menunjukkan pada kita bahwa formalitas belum tentu sesuai dengan kegaiban dalam fikiran jalan fikiran dan kegaiban dalam hati niat dan hajat dalam hati. Tasawuf Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau makrifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pambelajaran atau pemikiran, tetapi melalui pemberian Tuhan mauhibah. Irfan secara etimologi bermakna pengetahuan, sebab irfan dan tasawuf islam menunjukkan suatu bentuk pengetahuan, dimana perjalanan suluk riyadha seorang hamba kepada Allah Swt.[2] Irfan secara global, terdapat empat periode yang dapat dijadikan patokan utama a. Pertama, dari sejak kemunculan ifran hingga masa Hallaj dan Rabi’ah. b. Kedua, dari sejak masa Rabi’ah hingga masa Abu Sa’id Abu khair. c. Ketiga, dari masa Abu Khair hingga Ibn Arabi. d. Keempat, dari masa Ibn Arabi hingga masa kini. Berikut ini penjelasa masing-masing bagian dari metode Irfani Riyadhah adalah latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri agar tidak melakukan perihal yang mengotori jiwa. Didalam riyadhah ini juga diperlukan mujahadah, yaitu kesungguhan dalam berusaha dalam meninggalkan sifat-sifat buruk. Secara harfiah Tafakur berarti memikirkan sesuatu secara mendalam, sistematis, dan terperinci. Menurut Imam al-Ghazali, jika ilmu sudah sampai hati, keadaan hati akan berubah, jika hati sudah berubah, perilaku anggota badan juga berubah. Secara harfiyah Tazkiyat An-Nafs terdiri atas dua kata yaitu Tazkiyat dan An-Nafs. Kata tazkiyat bersal dari bahasa arab, yaitu isim masdar dari kata zakka yang berarti penyucian. Kata An-Nafs berarti begitu dapat diketahui Tazkitat An-Nafs bermakna penyucian jiwa. Istilah Zikr berasal dari bahsa Arab, yang berarti mengisyaratkan, mengagungkan, menyebut atau mengingat-ingat . Berzikir kepada Allah berati zikrullah, atau menggingatkan diri kepada Allah sebagai Tuhan yang disembah dengan sebaik-baiknya, Tuhan Maha Agung dan Maha Suci. Dzikrullah adalah tuntutan masalah ruhiyah atau yang berhubungan dengan masalah pengamalan ruhiyah batin. Dari pengertian dan penuturan di atas bisa kita simpulkan Sesungguhnya makrifat yang hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan Tuhan, sebagaimana yang dipercayai orang-orang mukmin, bukan pula ilmu-ilmu burhan dan nazar milik para hakim, mutakalimin dan ahli balaghah, tetapi makrifat terhadap keesaan Tuhan yang khusus dimilki para ahli Allah. Sebab, mereka adalah orang yang menyaksikan Allah dengan hatinya, sehingga terbukalah baginya apa yang tidak dibukakan untuk hamba-hamban-Nya yang lain. Makrifat yang sebanarnya adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan cahaya makrifat yang murni seperti matahari tak dapat di lihat kecuali dengan cahayanya. Senantiasa seorang hamba mendekat kepada Allah sehingga terasa hilang dirinya, lebur dalam kekuasaan-Nya, mereka merasa berbicara dengan ilmu yang telah diletakkan Allah pada lidah mereka, mereka melihat demgan penglihatan Allah, mereka berbuat dengan perbuatan Allah. Kata tasawuf dalam bahasa Arab adalah membersihkan atau saling membersihkan kata membersihkan merupakan kata kerja yang membutuhkan objek. Objek tasawuf yaitu akhlak ahlaq juga berasal dari bahsa Arab yang secara bahasa bermakna pembuatan atau penciptaan. Dalam konteks Agama, akhlak bermakna perangiai, budi, tabiat, adab, atau tingkah laku. Jadi Tasawuf Ahlak bermakna membersihkan tingkah laku atau Sali8ng membersihkan tingkah laku. Allah Berfirman Surah as-Syams 7-8. وَتَقْوَٮٰهَا فُجُورَهَا فَأَلْهَمَهَا سَوَّٮٰهَا وَمَا وَنَفْسٍ Artinya“Dan jiwa serta penyempurnaannya ciptaannya,maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya”. Dalam tasawuf ahlaki, terdapat sistem pembinaan ahlak disusun sebagaqi berikut. Takhalli merupakan langkat pertama yang harus dijalani sesesorang, yaitu usaha mengosongkan diri dari perilaku atu ahlak tercela. Hal ini dapat dicapai dengan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala dan berusah melenyapkan dorongan hawa nafsu. Takhalli dapat dinyatakan menjauhkan diri dari kemaksiatan, kemewahan dunia, serta melepaskan diri dari hawa nafsu yang jahat, semua itu adalah penyakit hati yang merusak. Menurut kelompok sufi, maksiat dibagi menjadi dua, yakni maksiat fisik dan maksiat batin. Maksiat fisik adalah segala bentuk maksiat yang dilakukan atau dikerjakan oleh anggota badan yang secara fisik. Sedangkan maksiat batin adalah berbagai bentuk dan macam maksiat yang dilakukan oleh hati, yang merupakan organ batin manusia. Pada hakekatnya, maksiat batin ini lebih berbahaya dari pada maksiat fisik. Jenis maksiat ini cenderung tidak tersadari oleh manusia karena jenis maksiat ini adalah jenis maksiat yang tidak terlihat, tidak seperti maksiat fisik yang cenderung sering tersadari dan terlihat. Bahkan maksiat batin dapat menjadi motor bagi seorang manusia untuk melakukan maksiat fisik. Sehingga bila maksiat batin ini belum dibersihkan atau belum dihilangkan, maka maksiat lahir juga tidak dapat dihilangkan. Tahalli adalah upaya m,engisi atau menghiyasi diri dengan jalan membiasan diri dengan sikap, perilaku, dan akhak terpuji. Pada dasarnya, hari atau jiwa manusia dapatlah dilatih, diubah, dikuasai, dan dibentuk sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Dengan kata lain sikap, atau tindakan yang dicerminkan dalam bentuk perbuatan baik yang bersifat fisik ataupun batin dapat dilatih, dirubah menjadi sebuah kebiasaan dan dibentuk menjadi sebuah kepribadian. Untuk penepatan dan prendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, rangkaian pendidikan akhlak disempurnakan pada fase tajalli. Tahap ini termasuk penyempurnsan kesucian jiwa hanya dapat ditempuh dengan satu jalan, yaitu cintu kepada Allah dan memeperdalam rasa kecintaan itu. Tahap Tajalli tentu saja tidak hanya dapat ditempuh dengan melakukan latihan-latihan kejiwaan yang tersebut di atas, namun latihan-latihan tersebut harus lah dapat ia rubah menjadi sebuah kebiasaan dan membentuknya menjadi sebuah kepribadian. Hal ini berarti, untuk menempuh jalan kepada Allah dan membuka tabir yang menghijab manusia dengan Allah, seseorang harus terus melakukan hal-hal yang dapat terus mengingatkannya kepada Allah, seperti banyak berdzikir dan semacamnya juga harus mampu menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membuatnya lupa dengan Allah seperti halnya maksiat dan semacamnya. Ciri-ciri tasawuf akhlaki antarai yaitu a. Melandaskan diri pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. b. Kesinambungan antara hakikat dengan syari’at. c. Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antar Tuhan dan manusia. d. Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak dan pengobatan jiwa dengnan cara latihan mental. Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat. Terminologi-terminologi yang dikembangkan lebih transparan. Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan Makrifat dengan pendekatan rasio filsafat hingga menuju ke tempat yang lebih tinggi bukan hanya merngenal tuhan saja melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu kesatuan wujud. Bisa jiga dikatan tasawuf filsafi yaitu tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Kaum sufi falsafi, mereka meyakini bahwasannya alam semesta hanyalah bayangan fatamorgana dan biasan dari zat Allah. Semua yang ada adalah wujud Allah & jelmaan Allah. Jika demikian faktanya, seyogyanya kita merenungi sebuah riwayat, ketika Rasulullah saw. memarahi Umar Ibn al-Khattab ra karena kedapatan membawa sobekan taurat, Rasulullah bersabda مَا هَذَا أَلَمْ آتِ بِهاَ بَيْضَاءَ نَقِيَّةً؟ لَوْ أَدْرَكَنِي أَخِي مُوسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِي “Apa yang kamu bawa ini, bukankah aku telah membawa al-Qur’an yang jelas dan jernih? Kalau seandainya saudaraku Musa as. hidup pada zamanku, tentu beliau tidak akan susah-susah lagi, kecuali mengikutiku.” HR. Al-Amidi Dalam hadits ini dapat dipahami, umat Muhammad saw wajib mengikuti tuntunan Rasulullah saw dan al-Quran. Artinya umat Islam dilarang mengambil sumber pemikiran dari peradaban lain jika perkara tersebut sudah terdapat dalam sumber hukum Islam. Karena itu, dari aspek sumber pemikiran, tasawuf falsafi seringkali dianggap melakukan kesalahan, karena mengambil sumber teori tasawuf dari filsafat non-islam, meskipun para tokohnya pada akhirnya selalu mencoba menjustifikasi teori falsafinya dengan dalil qur`an atau hadits. Ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya samar-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh iapa saja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat karena ajarannya dan metodenya didasarkan pada rasa tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pergantiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme. Menurut Ibnu Kaldun ada empat objek utama yang menjadikan perhatian para sufi filosof, antara lain sebagai berikut a. Pertama, latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta introspeksi diri yang timbul darinya. b. Kedua, iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat malikat, wahyu ,roh. c. Ketiga, peristiwa dalam alam yang berpengaruh terhadap berbagai bentuk keramatan atau keluarbiasaan. d. Keempat, menciptakan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar yang dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa mengingkarinya dan menyetujuinya. B. Perbedaan Tasawuf Akhlaqi, Irfani dan Falsafi Adapun secara spesifik dapat di simpulkan bahwa perbedaan antara ketiga tasawuf tersebut adalah Tasawuf Akhlaqi merupakan ajaran akhlaq dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Dengan kata lain tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada teori-teori prilaku, akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Tasawuf Irfani merupakan tasawuf yang berusaha menyingkap hakikat kebenaran atau ma’rifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi melalui pemberian Tuhan mauhibah. Ilmu itu diperoleh karena si sufi berupaya melakukan tasfiyat al-Qalb. Dengan hati yang suci seseorang dapat berdialog secara batini dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau ma’rifah dimasukkan Allah kedalam hatinya, hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham intuisi ”tanpa berfikir”. Tasawuf Falsafi merupakan sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan ma’rifat dengan pendekatan rasio filsafat hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi, bukan hanya mengenal Tuhan saja ma’rifatullah melainkan yang lebih tinggi dari itu, yaitu wahdatul wujud kesatuan wujud.[3] Persamaan Tasawuf Akhlaqi,Irfani dan Falsafi 1 Merupakan cabang dari ilmu tasawuf. 2 Tasawuf diciptakan sebagai media untuk mencapai maqashid al-Syar’I tujuan-tujuan syara’,karena bertasawuf pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah. 3 Sama-sama bertujuan beribadah pendekatan diri kepada Allah secara murni. 4 Ketiga bagian tersebut secara esensial semua bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni mahdhah untuk mewujudkan akhlak-alkarimah baik secara maupun sosial. BAB III PENUTUP Kesimpulan Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu erat hubungannya dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh,jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah SWT dibuktikan dalam kehidupan sosial. Tasawuf irfani tidak hanya membahas soal keikhlasan dalam hubungan antar manusia,tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa yang kita lakukan tidak pernah kita tingkatan ikhlas yang paling tinggi. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam falsafi berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah memengaruhi para tokohnya. Saran Demikianlah penyajian yang kami susun tentang pembahasan Perbedaan dan persamaan tasawuf akhlaki, irfani dan falsafi. Kami menyadari bahwa yang kami buat jauh dari pada sempurna dan juga masih banyak kesalahan, untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar selanjutnya menjadi lebih baik, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada kita. Amin. Daftar Pustaka Ali Sayyid Nur Said, At-Tashawwuf Asy-Syar’i, terj. M. Yaniyullah Jud. Tasawuf Syar’i, Jakarta Hikmah-Mizan, 2003. Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf. Bandung Setia, 2010 Akhlak tasawuf, pengenalan, pemahaman, dan pengaplikasiannya, Ahmad Baangun Nasution, Rayani Hanum siregar, PT. Raja Grafindo Persada 2003. [1]Ali Sayyid Nur Said, At-Tashawwuf Asy-Syar’i, terj. M. Yaniyullah Jud. Tasawuf Syar’i, Jakarta Hikmah-Mizan, 2003. Hlm. 103. [2]Akhlak tasawuf, pengenalan, pemahaman, dan pengaplikasiannya, Ahmad Baangun Nasution, Rayani Hanum siregar, PT. Raja Grafindo Persada 2003. [3] Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf. Bandung Setia, 2010. Hlm. 12.

perbedaan akhlak dan tasawuf